- Kekuatan - Kekuatan penyebab perubahan
a) Kekuatan-kekuatan eksternal
Perubahan organisasi terjadi karena adanya perubahan-perubahan dalam berbagai variable eksternal seperti system politik, ekonomi, teknologi, pasar, dan nilai-nilai. Kenaikan biaya dan kelangkaan berbagai SDA, keamanan karyawan dan peraturan-peraturan anti polusi, boikot pelanggan adalah beberapa contoh factor-faktor lingkungan yang merubah kehidupan orang baik sebagai karyawan maupun langgganan dalam tahun-tahun terakhir. Berbagai kekuatan eksternal dari kemajuan teknologi sampai kegiatan-kegiatan persaingan dan perubahan pola kehidupan, dapat menekan organisasi untuk mengubah tujuan, struktur dan metode operasinya.
b) Kekuatan-kekuatan internal
Kekuatan-kekuatan pengubah internal merupakan hasil dari factor-faktor seperti tujuan, strategi, kebijaksanaan manajerial dan teknologi baru serta sikap dan perilaku para karyawan. Sikap dan ketidak puasan karyawan seperti ditunjukkan dalam tingkat perputaran atau pemogokan, dapat menyebabkan berbagai perubahan dalam kebijaksanaan dan praktek manajemen
sumber : http://lindajayanti98.wordpress.com/2013/01/11/kekuatan-kekuatan-penyebab-perubahan/
- Cara - Cara Penanganan Perubahan
Ada dua pendekatan penanganan perubahan organisasi:
1. Proses perubahan
reaktif. Manajemen bereaksi atas tanda-tanda bahwa
perubahan dibutuhkan, pelaksanaan modifikasi sedikit demi sedikit untuk
menangani masalah tertentu yang timbul. Sebagai contoh, bila peraturan baru
dari pemerintah mensyaratkan perusahaan untuk mempunyai perlindungan terhadap
kebakaran, maka manajer mungkin akan membeli alat pemadam kebakaran.
2. Program perubahan yang
direncanakan (planned change), disebut sebagaiproses proaktif. Manajemen
melakukan berbagai investasi waktu dan sumberdaya lainnya yang berarti untuk
menguibah cara-cara operasi organisasi. Perubahan yang direncanakan ini didefinisikan sebagai perancangan dan implementasi inovasi
struktural, kebijaksanaan atau tujuan baru, atau suatu perubahan dalam
filsafat, iklim dan gaya pengoperasian secara sengaja. Pendekatan ini
tepat bila keseluruhan organissi, atau sebagian besar satuan organisasi, harus
menyiapkan diri untuk atau menyesuaikan dengan perubahan.
Di dalam proses perubahan, terdapat seorang atau individu yang
bertanggung jawab atas peranan kepemimpinan dalam proses pengelolaan
perubahan. Individu ini disebut dengan “Change Agent” (pengantar
perubahan). Sedangkan individu atau kelompok yang merupakan sasaran perubahan
disebut “sistem klien”. Pengantar perubahan ini dapat
berasal dari para anggota organisasi atau dapat sebagai konsultan dari luar organisasi.
Leavitt (1964),
menyatakan bahwa organisasi dapat diubah melalui pendekatan struktur,
pendekatan teknologi, dan pendekatan orang-orangnya. Pendekatan struktur adalah
yang menyangkut aplikasi prinsip-prinsip perancangan organisasi yang misalnya:
desentralisasi, tanggung jawab jabatan, garis wewenang yang tepat, penciptaan
pembagian kerja dll. Pendekatan teknologi berkaitan dengan diubahnya
teknik-teknik yang dipakai denga teknologi baru; perubahan ini dapat membawa
konsekuesi pula pada perubahan struktur organisasi (menjadi pendekatan
tekno-struktur). Bila pendekatan struktural dan teknik bermaksud untuk
memperbaiki prestasi kerja organisasi melalui pengubahan situasi kerja yang
tepat, maka pendekatan- pendekatan orang dimaksudkan untuk mengubah secara
langsung perilaku karyawan melalui pemusatan dan ketrampilan, sikap, persepsi
dan pengharapan mereka sehingga diharapkan akan melaksanakan tugas dengan lebih
efektif. (dalam Handoko, 1991).
- Penolakan Terhadap Perubahan
Bila perubahan terjadi, para
manajer dan karyawan bereaksi baik secara positif maupun negatif. Bila terjadi
perubahan manajer dan karyawan cenderung mendukung perubahan bila diarahkan
pada penyebab nyata suatu masalah dan mereka tidak dirugikan. Bisa juga mereka
bersikap netral. Reaksi-reaksi terhadap perubahan adalah sebagai berikut :
1. Orang mungkin menyangkal bahwa perubahan sering terjadi. Bila ini terjadi organisasi kemungkinan akan terus kehilangan efektivitasnya.
2. Orang mungkin mengabaikan perubahan. Manajer menangguhkan keputusan dengan harapan bahwa masalah yang terjadi akan hilang dengan sendirinya.
3. Orang mungkin akan menolak atau mungkin menentang perubahan. Karena berbagai alasan manajer dan karyawan
4. Orang mungkin menerima perubahan dan menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
5. Orang mungkin mengantisipasi perubahan dan merencanakannya, seperti yang banyak dilakukan perusahaan-perusahaan progresif.
Ada tiga sumber penolakan terhadap perubahan yaitu :
1. Ketidak pastian tentang akibat dan pengaruh perubahan.
2. Ketidak pastian untuk melepaskan keuntungan-keuntungan yang ada.
3. Pengetahuan akan kelemahan-kelemahan dalam perubahan yang diusulkan.
Penanggulangan penolakan terhadap perubahan :
1. Pendidikan dan komunikasi
Salah satu cara untuk menanggulangi penolakan terhadap perubahan adalah sedini mungkin menginformasikan perubahan-perubahan yang telah direncanakan dengan alasan logis.
2. Partisipasi dan keterlibatan
Penolakan ini dapat dikurangi atau dihilangkan bila mereka yang potensial dilibatkan dalam perancangan dan implementasi perubahan.
3. Kemudahan dan dukungan
Cara lainnya adalah manajer memberikan kemudahan dan dukungan kepada mereka yang terlibat dalam proses perubahan.
4. Negosiasi dan persetujuan
Contohnya persetujuan serikat, memberikan kenaikan pesangon pensiun karyawan sebagai pertukaran dengan penghentian kerja yang lebih dini.
5. Manipulasi dan bekerja sama
Dilakukan dengan memanipulasi kejadian-kejadian yang ada melalui pemberitaan informasi secara selektif atau urutan kejadian dengan sengaja. Bisa juga bekerja sama dengan orang kunci dalam suatu kelompok dalam pemberian perancangan proses perubahan.
6. Paksaan implisit dan eksplisit
Dilakukan dengan ancaman PHK, penundaan promosi dan lain sebagainya, bisa juga memindahkan ke ladang yang kering
sumber : http://rnurinaramadhani.blogspot.com/2011/01/perubahan-dan-pengembangan-organisasi_09.html
- Proses Pengelolaan Perubahan
Proses pengelolaan perubahan harus
mencakup dua gagasan dasar untuk mencapai efektifitas organisasi. Pertama ada
retribusi kekuasaan dalam struktur organisasi, kedua retribusi ini dihasilkan
dari proses perubahan yang bersifat pengembangan.
Tahap-tahap Proses
Perubahan
1. Tekanan
dan desakan
Proses ini dimulai ketika manajemen puncak mulai
merasa adanya kebutuhan atau tekanan akan perubahan. Misalnya adanya perubahan
penjualan, penurunan produktivitas dan sebagainya.
2. Intervensi
dan Reorientasi
Digunakan untuk merumuskan masalah dan dimulai
proses dengan membuat para anggota organisasi memusatkan perhatiannya pada
masalah tersebut. Pihak-pihak luar sering
digunakan, juga staff internal yang mempunyai dan dipandang ahli serta dapat
dipercaya sebagai konsultan atau pengantar perubahan.
3. Diagnosa
dan pengenalan masalah
Informasi dikumpulkan dan dianalisa mana yang
penting dan tidak penting.
4. Penemuan
dan pengenalan masalah
Pengantar perubahan mencoba menyelesaikan
masalah-masalah yang diketemukan dan masuk akal dengan menghindari
“metode-metode lama yang
sama”. Bawahan didorong dan diajak untuk berpartisipasi, sehingga mereka lebih
terikat pada serangkaian kegiatan.
5. Percobaan
dan hasil
Pada tahap keempat diuji dalam program-program yang
berskala kecil dan hasilnya dianalisa.
6. Pungutan
dan penerimaan
Setelah diuji dan sesuai dengan keinginan, harus
diterima secara sukarela dan harus menjadi sumber penguatan dan menimbulkan
keterikatan pada perubahan.
sumber : http://dyan11.blogspot.com/2011/05/proses-pengelolaan-perubahan.html
- Konsep Pengembangan Organisasi
Konsep pengembangan Organisasi
1. Pengertian
Pengembangan Organisasi (OD)
a. Strategi untuk merubah nilai-nilai
daripada manusia dan juga struktur organisasi sehingga organisasi itu adaptif
dengan lingkungannya.
b. Suatu
penyempurnaan yang terencana dalam fungsi menyeluruh (nilai dan struktur) suatu
organisasi.
2. Mengapa
Pengembangan Organisasi (OD) Perlu Dilakukan?
Dalam kenyataannya organisasi seringkali terjadi
stagnan yang disebabkan keengganan manusia untuk mengikuti perubahan, dimana
perubahan dianggap bisa menyebabkan dis equilibrium.
Hal inimengakibatkan patologi
dalam organisasi sehingga perlu dilakukan evaluasi, adaptasi, kaderisasi dan
inovasi.
Sebab-sebab penolakan/ penentangan terhadap
perubahan adalah :
a. Security
Merasa tidak aman dengan kondisi baru yang belum diketahui sehingga perlu penyesuaian.
Merasa tidak aman dengan kondisi baru yang belum diketahui sehingga perlu penyesuaian.
b. Economic (berkaitan dengan untung rugi)
Organisasi cenderung menolak perubahan karena tidak mau menanggung kerugian dengan adanya perubahan.
Organisasi cenderung menolak perubahan karena tidak mau menanggung kerugian dengan adanya perubahan.
c. Psikologis
dan budaya/kebiasaan
· Persepsi
Persepsi yang salah bisa menjadi sumber terjadinya sikap menentang terhadap perubahan.
· Emosi
Emosi akan menimbulkan prasangka sehingga cenderung menolak perubahan.
Emosi akan menimbulkan prasangka sehingga cenderung menolak perubahan.
· Kultur
Berguna sebagai dasar dalam menilai hal-hal baru yang diterimanya.
Berguna sebagai dasar dalam menilai hal-hal baru yang diterimanya.
Faktor –faktor
penyebab dilakukannya pengembangan organisasi adalah :
a. Kekuatan
eksternal
· Kompetisi
yang semakin tajam antar organisasi.
· Perkembangan
IPTEK.
· Perubahan
lingkungan baik lingkungan fisik maupun sosial yang
membuat organisasi berfikir bagaimana mendapatkan sumber diluar organisasi
untuk masa depan organisasi.
b. Kekuatan
internal
Struktur, sistem dan prosedur, perlengkapan dan fasilitas, proses dan sasaran bila tidak cocok akan membuat organisasi melakukan perbaikan. Perubahan organisasi dilakukan untuk mencocokkan dengan kebutuhan yang ada.
Struktur, sistem dan prosedur, perlengkapan dan fasilitas, proses dan sasaran bila tidak cocok akan membuat organisasi melakukan perbaikan. Perubahan organisasi dilakukan untuk mencocokkan dengan kebutuhan yang ada.
Didalam OD terdapat pendekatan integratif yaitu :
a. Adanya
organisasi dan manajemen yang terencana ke arah organisasi dan manajemen yang
manusiawi.
b. Adanya
perkembangan konsepsi latihan kepekaan dan studi laboratorium. Pemikiran ini
didahului oleh Kurt Lewin mengenai
Counter Group bergeser pda Incounter Group. Hal ini dirasa tidak bisa membantu
didalam prakteknya.
c. Pengembangan
potensi manusia.
Geseran didalam OD terjadai pada nilai, proses dan
teknologi.
a. Geseran
/ perubahan nilai yang dibawa OD diantaranya adalah:
· Penggunaan
seluruh sumber-sumber yang tersedia.
· Pengembangan
potensi manusia.
· Efektivitas
dan kesehatan organisasi.
· Pekerjaan
yang menarik dan menantang.
· Kesempatan
untuk mempengaruhi lingkungan kerja.
· Penerimaan
terhadap kemanusiaan.
Nilai yang dicari untuk mengembangkan OD adalah nilai yang dianggap tepat, benar dan baik dalam pengelolaan SDM.
b. Geseran proses
meliputi:
· Proses
efektif
· Proses
manajemen
· Proses
pelaksanaan kerja
c. Geseran
teknologi yang diutamakan adalah teknologi yang bisa menjawab kualifikasi
posisi manusia.
3. Karakteristik
Pengembangan Organisasi
a. Keputusan
penuh dengan pertimbangan.
b. Diterapkan
pada semua sub sistem manusia baik individu, kelompok dan organisasi.
c. Menerima
intervensi baik dari luar maupun
dalam organisasi yang mempunyai kedudukan di luar mekanisme organisasi.
d. Kolaborasi.
e. Teori
sebagai alat analisis.
4. Langkah-Langkah
Pengembangan Organisasi
a. Penilaian
keadaan.
b. Pemecahan
masalah.
c. Implementasi.
d. Evaluasi.