Minggu, 04 Oktober 2015

Sistem dalam usaha Limbah

Saya ingin sedikit bercerita sedikit tentang suatu usaha Limbah atau biasa disebut juga rongsokan.Saya menulis ini untuk memenuhi suatu penilaian mata kuliah Sistem Informasi Akutansi. Nah kebetulan orang tua saya sudah bertahun-tahun usaha Limbah, kira kira sudah 15 tahun. Banyak orang yang tidak tahu mengenai usaha ini, yang kebanyakan orang tahu ialah usaha ini adalah usaha yang jorok. Padahal jika orang mengerti usaha seperti ini penghasilannya lumayan, bisa mengalahkan gaji seorang karyawan tetap di kantoran. Hanya saja pekerjaan  ini memang dibutuhkan kerja keras, semangat, dan pikiran ke depan. 

Orang yang berwirausaha seperti ini memerlukan tekad dan rasa berani malu, karna banyak orang yang merasa jorok dengan usaha ini. Barang-barang yang di olah bisa berbagai macam, tergantung dari pemilik usahanya. misalnya besi, plastik, kertas/kardus, ember, tembaga, gelas plastik bekas minuman, dan sebagainya. Tapi orang tua saya mengolah limbah hanya barang yang memiliki harga nilai tinggi, seperti besi, tembaga, dan sebagainya kecuali plastik, karna plastik memiliki harga yang rendah. Jangan salah, usaha seperti ini juga banyak pesaing nya, mereka saling menawarkan harga yang berbeda-beda. Setiap bulan mengasilkan keuntungan yang berbeda, tergantung dari pendapatan barang perhari nya.

Nah. Sistem nya begini, pertama pengusaha harus memiliki lapak/tempat penampungan untuk barang-barang yang akan di olah dan menampung anak buah. Orang tua saya mencari anak buah (pemulung) untuk mencari barang di jalan/di komplek perumahan. Dari beberapa anak buah memiliki sebuah kepala, ibaratnya kepala tersebut adalah untuk mengkontrol barang, pekerja, dan mengkontrol uang makan. Orang tua ku memiliki 6 kepala anak buah saat ini, misalkan satu kepala anak buah diberi uang makan 1 juta perminggu, maka dalam 1 minggu itu mereka harus bisa mengumpulkan barang yang telah ditargetkan. 

Orang tuaku (pengusaha) harus pintar-pintar mencari harga beli yang murah dan mencari pengusaha lain yang menawarkan harga jual yang tinggi. Barang yang dijual bisa berton-ton, banyak sekali bukan ? keuntungan yang didapat pun lumayan besar. misalnya dari 1 kepala anak buah bisa menghasilkan keuntungan 2 juta perbulan, maka jika meiliki 6 kepala anak buah ? hayooo berapa keuntungan yang akan di kantongi. 

Ini inti-inti dari usaha rongsokan :
1. bisa dijalani di rumah/lapak.
2. bisa di kontrol sendiri tanpa perantara orang lain
3. kita sendiri yang bertransaksi jual belinya
4. memperhatikan kualitas barang

Pengusaha seperti ini pastinya juga ada kerugiannya. Menurut pengalaman yang sering terjadi, banyak anak buah yang kabur setelah diberi uang makan, sehingga pengusaha akan rugi. Atau misalnya jika musim hujan,barang-barang seperti kertas/kerdus, botol plastik mesti disimpan di tempat yang terlindungi, karna jika basah akan mempengaruhi harga jual. misal harga beli nya 200 rupiah per kilogram, jika basah maka harga jual nya akan turun dari harga 500 menjadi 150 rupiah. begitupun dengan barang yang lain. 

Dengan usaha rongsokan juga harus memperhatikan kondisi sekitar, tidak boleh ada yang sembarang bakar sampah, atau merokok. Karna jika kurang berhati-hati akan menimbulkan kebakaran yang besar. Mesti banyak-banyak sabar dalam berwirausaha. Harus seramah mungkin dengan anak buah dan pengusaha yang lain, dengan hubungan yang bagus maka akan menimbulkan interaksi untuk berusaha bareng dengan bos lain. 

cukup sekian saya menjelaskan usaha milik orang tua saya, semoga bermanfaat. terima kasih